Mengupas Strategi Politik Cerdas di Balik Deklarasi Duet Prabowo-Gibran



Pergulatan politik Indonesia terus mengalami pergeseran dinamis. Salah satu peristiwa terkini yang menjadi sorotan adalah menguatnya kemunculan dan deklarasi duet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (23/10/2023). Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi latar belakang dan motivasi di balik fenomena ini, dengan fokus pada permainan politik cerdas yang mungkin terlibat.


Meningkatnya Populitas Duet Prabowo-Gibran


Duet Prabowo-Gibran adalah kombinasi yang tampaknya tidak masuk akal pada pandangan pertama. Prabowo Subianto adalah figur yang sudah lama berkecimpung dalam politik, terutama dikenal sebagai kandidat presiden dalam dua pemilihan sebelumnya. Sementara itu, Gibran Rakabuming Raka adalah figur yang muncul dengan cepat, terutama karena keturunan keluarga Presiden Joko Widodo, yang memiliki popularitas besar di kalangan rakyat.


Namun, dalam perpolitikan, penampilan seringkali bisa mengelabui mata kita. Belakangan ini, ada spekulasi bahwa kemunculan duet ini bisa jadi merupakan hasil dari sokongan Jokowi dan relawannya. Jika kita mencermati dinamika politik di Indonesia, ada beberapa alasan yang bisa menjelaskan dukungan ini.


1. Memastikan Keberlanjutan Warisan Pembangunan Jokowi 


Jokowi telah memimpin Indonesia selama dua periode sebagai presiden. Selama masa kepemimpinannya, ia telah menggelontorkan banyak program pembangunan dan reformasi yang berdampak besar pada berbagai sektor. Ada kekhawatiran bahwa kemunculan capres cawapres selain Prabowo-Gibran bisa mengancam keberlanjutan dari berbagai program tersebut.

“Saya merasa sepenuh hati bersatu dengan beliau (Jokowi), tidak setengah hati. Tidak di belakang lain, di depan lain. Di depan muji-muji, di belakang merongrong. Sikap seperti itu harus kita hindari,” ujar Prabowo.


Sejumlah sumber, seperti kumparan, telah menyatakan bahwa Jokowi ingin memastikan bahwa warisan pembangunannya tetap lestari dan berkelanjutan. Dengan 'mendukung' duet ini, ia mungkin berharap bahwa program-program tersebut akan berlanjut di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.


Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menegaskan dukungan tersebut atas arahan Jokowi. Ia mengatakan, “Yang sudah jelas tidak usah diperjelas lagi.”


2. Memastikan Pengaruh Politiknya Tetap Kuat 


Meskipun sudah purnatugas sebagai presiden, Jokowi masih memegang pengaruh politik yang kuat di Indonesia. Dengan merestui Prabowo-Gibran, ia mungkin ingin memastikan bahwa pengaruhnya di dunia politik tetap terjaga. Jokowi dapat memanfaatkan posisi strategis ini untuk menjalankan agenda-agenda tertentu atau bahkan mempertahankan pengaruhnya di balik layar. Indonesia Emas 2045 adalah cermin visionernya Jokowi. Dan Monumen Kapsul Waktu di Papua yang hanya akan di buka pada 2085, 70 tahun kemudian dari waktu peresmian pada Jumat, 16.11.2018.


3. Memastikan Arus Kepemimpinan yang Tepat 


Sumber di lingkaran koalisi Prabowo berujar bahwa penempatan Gibran sebagai calon wakil presiden bukanlah karena Jokowi haus kekuasaan, melainkan karena Jokowi ingin memastikan bahwa Prabowo akan memimpin Indonesia dengan benar. Dalam politik, koalisi yang kuat adalah kunci untuk mencapai tujuan politik tertentu, dan dengan menggandeng Prabowo, Jokowi mungkin ingin memastikan bahwa arus kepemimpinan yang akan datang akan sejalan dengan visi dan nilai-nilai yang ia miliki. Sebagai seorang negarawan yang bukan hanya ber-1 atau 3 kaki, tapi memiliki kasih ke 278,69 juta warga negara Indonesia saat ini. 

“Memangnya nggak boleh beri kesempatan bagi seseorang [untuk jadi calon pemimpin]? Di Amerika saja, anak Bush senior juga jadi presiden. Di sini masak dilarang?” kata Ketua Satria Gerindra, Bambang Hariyadi, membandingkan George Herbert Walker Bush dan anaknya, George Walker Bush, yang sama-sama menjadi Presiden AS.


Penutup 


Kebangkitan duet Prabowo-Gibran dalam politik Indonesia adalah fenomena yang menarik. Meskipun terlihat tidak masuk akal, di baliknya mungkin terdapat strategi politik cerdas yang melibatkan banyak aktor politik utama. Keberlanjutan warisan pembangunan, pengaruh politik, dan penempatan pemimpin yang tepat adalah faktor-faktor kunci yang mungkin memotivasi dukungan Jokowi dan koalisinya terhadap duet ini. Ini adalah pengingat bahwa politik seringkali rumit, dengan banyak lapisan yang mendasarinya, dan bahwa strategi politik cerdas dapat mengubah permainan politik.

Baca juga

Posting Komentar