Perpustakaan Herbal, Buka Wawasan Penggiat Tanaman Herbal



SURABAYA – Banyaknya warga Surabaya yang menggemari tanam-menanam herbal, mendorong Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Surabaya membuka Perpustakaan Tanaman Herbal.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) menghadirkan inovasi dengan menciptakan perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan Herbal. Perpustakaan ini terletak di Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo itu, sudah berdiri sejak tahun 2016 silam.

“Awalnya perpustakaan dibuat karena warga setempat ingin adanya tempat baca di sekitar situ. Tapi, kebetulan setelah ditelusuri di lokasi tersebut, ada potensi masyarakat yang bisa dikembangkan yakni pengelolaan tumbuh-tumbuhan herbal. Dari situ lah maka perpustakaan ini diberi nama Perpustakaan Herbal. Kebetulan itu juga fasum,” urai Musdiq Ali Suhudi, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, Senin, (30/11/2020).

Musdiq menjelaskan, kini koleksi buku yang terdapat dalam perpustakaan didominasi oleh buku-buku herbal. Musdiq merinci dari total koleksi 1.119 judul buku yang tersusun rapi dalam rak, 500 buku diantaranya membahas seputar tentang dunia perherbalan.

“Jadi itu kita namai perpustakaan herbal koleksinya lebih spesifik tentang pengolahan tanaman herbal,” urainya.

Sementara itu, Kepala Seksi Informasi dan Layanan Perpustakaan Dispusip Kota Surabaya, Imam Budi Prihanto menambahkan, saat sebelum pandemi Covid-19, dalam sehari pengunjung perpustakaan silih berganti. Ia menyebut jika di pagi hari sebagian besar pengunjung dipenuhi dari kalangan ibu-ibu yang hendak membaca literasi herbal. Sedangkan, di siang hingga sore hari perpustakaan tersebut dipadati oleh anak-anak sekolah.

“Alhamdulillah antusias masyarakat setempat cukup banyak untuk datang ke perpustakaan kami. Biasanya anak-anak itu ada proses bimbingan belajar (bimbel), membaca serta mengerjakan tugas sekolahnya,” urainya.

Tidak hanya itu, setelah mendapatkan literasi yang ada di dalam perpustakaan, masyarakat langsung mempraktekkan ilmunya di lahan milik pemkot itu. Sebagian besar dari mereka disibukkan dengan pengolahan herbal minuman seperti misalnya pengolahan jare merah. Namun tak jarang pula dari mereka yang juga tertarik mengolah herbal menjadi makanan.

“Jadi ada hasil yang dapat diterpakan warga setelah membaca koleksi herbal dari kami. Kalau selama ini yang sering itu minuman herbalnya.” ungkapnya. 



#GresikBaik
#infogresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar