MEMPERINGATI HAUL KE-21 YM AYAHANDA GURU SAYYIDI SYAIKH PROF. DR. H. KADIRUN YAHYA MUHAMMAD AMIN, MA. M.Sc AL KHALIDI AN NAQSABANDI QS. 9 MEI 2022 (WAFAT 9 MEI 2001) : KERAMAT WALI QUTUB NAQSABANDIYAH DARI INDONESIA YANG MEMADAMKAN MURKA GUNUNG GALUNGGUNG.

MEMPERINGATI HAUL KE-21 YM AYAHANDA GURU SAYYIDI
SYAIKH PROF.  H. DR. KADIRUN YAHYA MUHAMMAD
AMIN, MA, M.Sc AL KHALIDI AN NAQSABANDI QS. 

9 MEI 2022 (WAFAT 9 MEI 2001) : 

KERAMAT WALI
QUTUB NAQSABANDIYAH DARI INDONESIA YANG MEMADAMKAN MURKA GUNUNG GALUNGGUNG.



 




Sayyid Abdullah bin Alwi
Al-Haddad
mengatakan bahwa hubungan seorang wali dan para muridnya lebih erat
pada saat wali tersebut telah wafat. Pasalnya, wali tersebut memiliki perhatian
dan kesempatan lebih lapang setelah ia wafat.



Sementara seorang wali ketika
hidup disibukkan oleh kewajiban dan tanggung jawab manusiawinya. Sisi keistimewaan
seorang wali kadang tidak terlalu dominan ketika ia hidup karena tertutup oleh
sisi manusiawinya.



Tetapi ada juga seorang wali yang
semasa hidupnya memiliki sisi keistimewaan yang cukup dominan. وممن صرح بذلك قطب
الإرشاد سيدي عبد الله بن علوى الحداد فإنه قال رضي الله عنه الولي يكون اعتناؤه بقرابته
واللائذين به بعد موته أكثر من اعتنائه بهم في حياته لأنه كان في حياته مشغولا بالتكليف 
وبعد موته طرح عنه الأعباء والحي فيه خصوصية وبشرية وربما غلبت إحداهما الأخرى وخصوصا
في هذا الزمان فإنها تغلب البشرية والميت ما فيه إلا الخصوصية فقط



Artinya,



“Salah satu orang saleh yang
menjelaskan masalah ini secara terbuka Quthbul Irsyad Sayyid Abdullah bin Alwi
Al-Haddad. Ia mengatakan bahwa perhatian seorang wali setelah ia wafat terhadap
kerabat dan orang-orang yang ‘bersandar’ kepadanya lebih besar dibandingkan
perhatiannya terhadap mereka seketika ia hidup.



Hal demikian terjadi karena ia
saat hidup sibuk menunaikan pelbagai kewajiban.



Sementara setelah wafat, beban
kewajiban itu sudah diturunkan dari pundaknya.



Wali yang hidup memiliki
keistimewaan dan memiliki sisi manusiawi. Bahkan terkadang salah satunya lebih
dominan dibanding sisi lainnya. Terlebih lagi di zaman sekarang ini, sisi
manusiawinya lebih dominan. Sementara seorang wali yang telah meninggal dunia hanya
memiliki sisi keistimewaan,”



(Lihat Syekh Ihsan M Dahlan
Jampes, Sirajut Thalibin ala Minhajil Abidin, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil
Arabiyyah: tanpa catatan tahun], juz I, halaman 466).



Keyakinan semacam ini yang bagi
banyak orang menguatkan hubungan murid dan guru meski gurunya telah wafat
sekian tahun dan bahkan ratusan tahun. Oleh karenanya, seorang wali atau sang
guru ini–meski telah wafat–akan tetap hidup di hati para murid dan pengikutnya.



 



SAKSI HIDUP KERAMAT YM AYAHANDA GURU WALI QUTUB
NAQSABANDIYAH



 



Salah seorang saksi sejarah hidup yang
bernama Abangda Ali Basya (85), yang mendapat tugas dari YM Ayah Guru untuk
menaklukkan Gunung Galunggung bersama Abangda Sujono Danawangsa (alm) pada
tahun 1982. Dan beginilah penuturan beliau :



 



Waktu itu masih di Surau Cilandak, Bang In
Malik sudah dua kali ditelpon Ayah Guru dari Medan agar saya digantikan dengan
yang lain saja, karena belum datang-datang juga. Tetapi jam sepuluh pagi
tiba-tiba saya ingin ke surau dan pergilah saya meninggalkan mabes dengan
menggunakan kaos oblong dan melewati kampung-kampung.



 



Ketika tiba di surau ternyata surau sudah
dipenuhi orang, kemudian salah seorang diantara mereka lapor pada Bang In Malik
katanya “Bang In, Bang Ali sudah datang” kemudian Bang In mendatangi saya
sambil marah “sombong sekali kamu ya …” lalu saya Tanya pada Bang In … ada apa
dan apa yang terjadi bang?? Kata Bang In, ayo masuk dulu ke dalam… lhoh kok
nggak tau, sudah dua kali saya telpon ke kantormu, siapa yang menerima, siapa
namanya, perempuan itu..!! biar besok saya peringatkan, kata Bang In. Kamu
nggak boleh lagi pulang karena besok akan berangkat untuk membawa air Ayah Guru
naik helikopter melalui Pondok Cabe, saya bilang, baiklah pak … kemudian saya
sembahyang hajat, padahal ingin telpon ke rumah tapi telpon di rumah belum ada,
maksud saya agar orang di rumah tidak cari-cari.



 



Kemudian keesokan harinya berangkatlah saya
ke Pondok Cabe, sebelumnya kita di asap terlebih dahulu dengan kemenyan,.
Kemudian datanglah seorang penerbang TNI (lupa saya namanya), dia tanya saya ..
Om … mau kemana … saya jawab … bawa embermu … ee.. malah dicucikan embernya,
padahal kita kan tidak boleh ngomong, nanti ketahuan sama orang bule itu,
kemudian Si bule bertanya pada saya “hello my friend what happen is it ??”
karena ada ember dan dikiranya untuk nyuci padahal ember itulah yang akan
menjadi wadah air tawajjuh.



 



Kemudian naiklah saya … lalu dijarak sekitar
200 meter di atas Gunung Galunggung saya benar-benar menjerit. Sedangkan dua
hari sebelumnya itu saya sudah mentekel sebuah pesawat Boing Jepang yang
mendarat darurat di Bandara Halim, padahal ketinggiannya waktu itu 50 ribu feet
tapi terkena dan masuk abunya ke pesawat mereka. Bisa dibayangkan, jika saya
menggunakan helikopter hanya dengan jarak 200 meter diatas puncak Galunggung,
saya melihat bara yang memerah dan itulah yang membuat saya benar-benar
menjerit ketakutan, sambil berkata “Ayaaaah .. tumbalnya kami ini Ayaaaah …”
Dan seketika itu juga darah saya seperti disuntikkan kalsium, karena target
saya adalah air yang di dalam ember tersebut harus habis untuk tujuh keliling
tawaf mengelilingi puncak Galunggung, sehingga saya banting agak ke kanan
dengan kedua tangan saya.



 



Dan ketika diputaran kelima maka saya
menyaksikan seperti ada pelangi yang mengelilingi puncak galunggung, indah
sekali, disitulah saya menyaksikan asap-asap yang ada di sekelilingnya tersedot
dan masuk kembali ke kepundannya, sayang sekali tidak bawa tustel (kamera) sehingga
tidak dapat mengabadikan momen yang menarik itu.



 



Dan saya pun sangat takjub dengan pilotnya
yang begitu lihai dan sangat berani waktu tawaf berkeliling di atas gunung,
benar-benar di luar dugaan saya peristiwa itu terjadi, satu pesan Bang In
“Jangan sampai barangnya Ayah berupa tanda jasa kelupaan ditempelkan di bajunya
pilot itu” Dan ketika pilot tersadar jika telah memasuki zone terlarang
kemudian pesawat mundur lagi sambil mengatakan “Kalo ketahuan kita ini masuk
dalam zona larangan bisa-bisa izin penerbang saya dicabut. Sungguh luar biasa
karomah YM Ayahanda Guru.



 



Dituturkan langsung oleh pelaku dan petugas penyelamatan Gunung Galunggung 



ALI BASYA | Mayor Penerbang (Purn)



 



Berikut link kesaksian video youtube Abangda Ali Basya
: Mayor Penerbang (Purn). Lokasi vlog tersebut di Surau Qutubul Amin Arco dimana makam YM Ayahanda Guru qs bersemayam.



 




 



HUBUNGAN RUHANI GURU DAN MURID YANG ABADI



 



Syekh Ihsan M Dahlan Jampes
mengutip pandangan Sayid Ahmad Zaini Dahlan yang mengatakan bahwa seorang wali
akan tetap terhubung dengan batin para pengikutnya.



Hubungan batin keduanya membawa
keberkahan tersendiri bagi muridnya



. قال سيدي العلامة أحمد دحلان رحمه
الله في تقريب الأصول لتسهيل الوصول قد صرح كثير من العارفين أن الولي بعد وفاته تتعلق
روحه بمريديه فيحصل لهم ببركاته أنوار وفيوضات



Artinya, “Sayyid Ahmad Zaini
Dahlan Rahimahullah dalam Taqribul Ushul li Tashilil Wushul mengatakan bahwa
banyak orang saleh dengan makrifat kepada Allah menyatakan secara jelas bahwa
batin seorang wali Allah sesudah ia wafat akan terhubung dengan para muridnya
sehingga berkat keberkahan gurunya itu mereka mendapatkan limpahan cahaya dan
aliran anugerah Allah SWT,” (Lihat Syekh Ihsan M Dahlan Jampes, Sirajut
Thalibin ala Minhajil Abidin, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa
catatan tahun], juz I, halaman 466). 





Al Fatihah ila ruhaniya Yang Mulia Ayahanda Guru qaddasa sirruhu wa ila jami'il ahli silsilah naqsabandiyah, wa ila jami'il auliya' minal masyriqi ilal maghribi syailulahumul fatihah.






 NU online



 



 

Baca juga

Posting Komentar