Ini Bahaya BPA di Galon Isi Ulang dan AMDK, jika Lewati Ambang Batas, Bisa Ganggu Kesuburan


JAKARTA, Kandungan BPA atau Bisfenol-A pada air minum dalam kemasan (AMDK), seperti galon isi ulang, dinilai membahayakan kesehatan jika melebihi ambang batas yang ditentukan.
Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam temuannya mengungkapkan, kandungan BPA di atas ambang batas yang ditentukan bisa berdampak pada kesehatan balita dan risiko infertilitas (gangguan kesuburan) pada orang dewasa.

Menurut Kementerian Perindustrian, batas aman BPA Free sebesar 0,6 mg/kg. 
Melalui keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Rita Endang mengatakan, hasil temuan BPOM menunjukkan kelompok rentan pada bayi usia 6-11 bulan berisiko 2,4 kali dan anak usia 1-3 tahun berisiko 2,12 kali dibandingkan kelompok dewasa usia 30-64 tahun.

“Pencemaran BPA ini juga dapat mengganggu fungsi hormon normal pada manusia, yang berkolerasi pada sistem reproduksi pria atau wanita seperti infertilitas (gangguan kesuburan). Diperkirakan beban biaya infertilitas pada konsumen AMDK galon yang terpapar BPA berkisar antara Rp 16 triliun sampai dengan Rp 30,6 triliun dalam periode satu siklus in- vitro fertilization (IVF),” ujar Rita Endang, awal pekan ini.

Hasil temuan PBOM juga menunjukkan, sebanyak 33 persen sampel pada sarana distribusi dan peredaran, serta 24 persen sampel pada sarana produksi berada pada rentang batas migrasi BPA 0,05 mg/kg yang ditetapkan Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) dan 0,6 mg/kg berdasarkan ketentuan di Indonesia.

Hasil studi Cohort di Korea Selatan (Journal of Korean Medical Science) 2021 menyebutkan, ada korelasi peningkatan infertilitas pada kelompok tinggi paparan BPA dengan odds ratio atau rasio paparan penyakit mencapai 4,25 kali.
Endang mengatakan, guna melindungi kesehatan masyarakat untuk jangka panjang, memperketat standar batas migrasi BPA sangat diperlukan.

Apa itu BPA? 
BPA merupakan bahan campuran utama polikarbonat, jenis plastik pada kebanyakan galon isi ulang yang beredar di pasar. Sebagai bahan kimia, BPA menjadikan plastik polikarbonat mudah dibentuk, kuat dan tahan panas.

Plastik polikarbonat mudah dikenali dengan kode daur ulang "7" pada dasar galon.
Menurut Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, migrasi BPA ini berpeluang terjadi kala proses distribusi AMDK tidak dilakukan dengan baik.

Dia menilai, sangat penting pihak industri air kemasan dan distributor untuk menjamin produk yang dikonsumsi masyarakat tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari.

“Itu kan aturannya sudah jelas, tapi kemudian pengawasan pangsa pasarnya menemukan kasus itu. Kalau saya cermati, dalam posisi di lapangan distribusinya tidak betul, padahal Kemenperin sudah menerapkan batas aman BPA Free sebesar 0,6 mg/kg,” kata Tulus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/2/2022).
 
Truk pengangkut galon kehujanan, kepanasan, BPA bisa berubah
Tulus menambahkan, jika AMDK terpapar sinar matahari dan tempatnya kotor, akan terjadi migrasi melebihi batas aman yang ditentukan.

Hal ini dapat diamati sehari-hari, di mana truk pengangkut AMDK sehing kehujanan, kepanasan tanpa pelindung, kemudian dipasarkan ke konsumen baik di minimarket maupun warung terpapar langsung matahari.

“YLKI juga akan melakukan survei serupa untuk memperkuat hasil temuan BPOM. Dengan temuan ini, maka pelabelan menjadi urgent, agar memperkuat pengawasan baik di level pangsa pasar, produsen dan industri. Serta menjadi hak konsumen atas informasi yang jelas dan jujur mengenai produk yang akan dikonsumsi,” jelas Tulus.


#GresikBaik
#infogresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar