Bergaya Jadi Orang Ekstrovert Bikin Hidup Lebih Bahagia, Percaya?


Ada berbagai penelitian yang menelusuri berbagai sifat dan perilaku manusia serta hubungannya dengan kebahagiaan.

Salah satunya, penelitian yang menemukan bahwa ekstrovert lebih bahagia dibandingkan para introvert.
Ekstrovert adalah kepribadian yang lebih cenderung menikmati ruang bebas yang aktif dengan cara bergaul dan suka berbicara dengan orang.

Nah, temuan ini telah dikaji selama bertahun-tahun lamanya.
Kendati demikian, sulit diketahui apakah temuan itu mencerminkan adanya sesuatu yang membuat orang-orang menjadi ekstrovert.

Atau, adakah cerminan dari jenis interaksi yang dimiliki orang ketika mereka bertindak seperti seorang ekstrovert.
Untungnya, masalah tersebut dapat dipecahkan dengan sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Seth Margolis dan Sonja Lyubomirsky pada April 2020.

Eksperimen yang diterbitkan di Journal of Experimental Psychology: General ini cukup sederhana.
Para partisipan diberi deksripsi tentang beberapa sifat yang identik dengan ekstrovert, seperti banyak bicara, tegas, dan spontan, lalu diminta untuk bertindak seperti itu selama satu minggu.

Setelah itu, para partisipan juga diberi deskriptor yang identik dengan intorovert, seperti pendiam dan tenang, serta diminta bertindak seperti itu selama satu minggu.
Di awal penelitian, para peneliti juga mencatat ciri-ciri kepribadian masing-masing partisipan.

Lalu, saat penelitian berjalan, mereka mengumpulkan informasi terkait perilaku para partisipan guna memastikan mereka mengikuti instruksi dengan benar.
Selain itu, peneliti juga mengukur tingkat kesejahteraan para partisipan dan mengukur sejauh mana mereka menikmati aktivitas tersebut.

Hasilnya, hampir semua partisipan memiliki kadar kesejahteraan lebih tinggi saat diminta bertindak layaknya seorang ekstrovert, dibandingkan saat mereka berperilaku layaknya introvert.

Temuan ini terlepas dari tinggi rendahnya kadar ekstroversi pada skala kepribadian partisipan di awal penelitian.
Intinya, semakin partisipan menikmati perilaku tersebut, semakin besar perbedaan kesejahteraan antara ekstrovert dan introvert.

Pada akhirnya, penelitian ini mengemukakan, bertindak layaknya seorang ekstrovert akan meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan.

Hasil itu amat berbeda jika dibandingkan dengan bertindak layaknya seorang introvert dan lebih tenang serta malu-malu.
Namun, penelitian itu belum menemukan apakah efek kebahagiaan bertindak sebagai seorang ekstrovert akan bertahan lama.

Atau, apakah mereka yang bertindak layaknya seorang ekstrovert akan terus bahagia dan lebih puas dengan hidupnya jika terus “berpura-pura” untuk waktu yang lebih lama.

Penelitian juga belum mengungkapkan apakah "berakting" layaknya seorang ekstrovert atau introvert dalam jangka waktu lama akan menyebabkan perubahan persepsi seseorang tentang karakteristik kepribadian atau tidak.
Mungkin saja, ke depannya akan ada penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Mari kita tunggu...


#GresikBaik
#infogresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar