Indonesia Soroti Myanmar yang Lamban Jalankan 5 Konsensus ASEAN


Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terus mengikuti pertemuan ASEAN Ministerial Meeting dari kunjungannya ke Washington, Amerika Serikat (AS). Salah satu hal yang disoroti dalam pertemuan itu adalah Myanmar .


Menlu Retno menegaskan bahwa posisi Indonesia dari sejak pertama terjadinya kudeta sampai sekarang selalu konsisten. “Pertama, keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar menjadi prioritas,” ujar Menlu Retno Marsudi dalam keterangan secara virtual, Kamis 5 Agustus 2021.


“Kedua, demokrasi harus dikembalikan dan dialog inklusif harus dilakukan untuk atasi krisis politik ini,” imbuhnya.


Indonesia menurut Menlu, sampai titik ini terus bekerjasama dengan negara ASEAN lain. Diplomasi Indonesia berusaha menyatukan langkah sehingga para pemimpin ASEAN dapat bertemu di Jakarta 24 April 2021 dan menghasilkan lima poin konsesnus.


“Sangat disayangkan implementasi dari lima poin konsensus berjalan sangat lamban, karena tidak adanya komitmen dari militer Myanmar,” tegas Menlu.


“Engagement terus dilakukan dengan terus menekankan prinsip- prinsip yang harus dihormati. Jangan lupa, ASEAN adalah asosiasi yang people centered dan rules-based. Semua gerak ASEAN harus seirama dengan tujuan didirikannya asosiasi ini yang tercermin dalam piagam ASEAN,” imbuh Menlu Retno.


Penunjukkan utusan khusus ASEAN untuk Myanmar merupakan langkah awal dari implementasi lima konsensus itu. Namun pada perjalanannya, penunjukkan utusan khusus itu memerlukan waktu yang cukup panjang. Hingga pada Rabu 4 Agustus kemaren Menlu II Brunei Darussalam Erywan Yusof ditunjuk sebagai utusan khusus.


“Ini satu langkah yang baik. Namun masih ada beratus atau beribu langkah yang harus mengikutinya.


Indonesia dalam pertemuan yang dilakukan pada 3 Agustus jam 01.00 pagi waktu Washington DC, Indonesia menekankan kembali pentingnya akses yang diberikan kepada utusan khusus. Tanpa akses maka tidak mungkin utusan khusus akan dapat melakukan tugasnya,” tegas Menlu.


Indonesia juga tegaskan pentingnya utusan khusus segera lakukan kunjungan ke Myanmar dan lakukan dialog dengan semua pihak.


Menlu perempuan pertama Indonesia itu berharap kemajuan kerja utusan khusus sudah dapat dilaporkan pada pertemuan AMM yang akan datang yaitu di September 2021.


#GresikBaik
#infogresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar