Pemerintah Cukupi Kebutuhan Oksigen di Rumah Sakit, Pengusaha Industri Gas Diminta Lakukan Ini


Tabung gas oksigen medis menjadi barang langka dan mahal harganya belakangan ini. Menyikapi hal tersebut, pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan oksigen untuk pasien Covid-19 yang dirawat di fasilitas layanan kesehatan.


Industri gas diharapkan bisa mendukung dengan mengalokasikan sebanyak 50% gas untuk layanan kesehatan. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini jumlah pasien positif Covid-19 naik enam hingga delapan kali lipat.


Kebutuhan oksigen dari hanya 60 ton meningkat menjadi 3 ribu-4 ribu ton per hari. Sebanyak 2.200 ton di antaranya kebutuhan oksigen di Pulau Jawa. "Tentunya pemerintah sekarang mencukupi kebutuhan oksigen yang fasilitas pelayanan kesehatan butuhkan. Karena ini tentu upaya untuk melakukan pengobatan pasien-pasien Covid-19," ujar Nadia, Rabu (7/7/2021).


Menurutnya, otomatis perlu konversi atau meningkatkan produksi oksigen untuk memenuhi tingginya kebutuhan. Dirinya meyakini bahwa jika sebagian produksi gas untuk industri, sementara bisa digunakan untuk kebutuhan oksigen, bisa menutupi kebutuhan di fasilitas layanan kesehatan.


"Kami minta pengusaha industri gas agar mengonversi yang tadinya untuk gas oksigen medis itu hanya 20 sampai 30%, sekarang dialokasikan sebanyak 50% untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang melonjak. Itu akan kita fokuskan dulu untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah sakit," tuturnya.


Dia menambahkan, masyarakat bisa segera mengakses rumah sakit agar bisa mendapatkan gas oksigen jika ada keluhan sesak napas karena terpapar Covid-19. "Kalau pasien Covid-19 dalam kondisi sesak sudah tidak boleh dirawat di rumah," katanya.


Pemerintah juga terus berkoordinasi dengan BUMN PGN untuk pemenuhan kebutuhan oksigen. "Ada Satgas untuk industri gas nasional. Dengan penyedia gas swasta, kami juga koordinasi," ungkapnya.


Dia melihat banyak masyarakat yang panik dalam membeli oksigen. Padahal, dia menduga, belum tentu juga membutuhkan. Akhirnya, harga menjadi meningkat. "Kalau masyarakat menyimpan tabung oksigen padahal tidak butuh, berarti akan terjadi kelangkaan, dan otomatis meningkatkan harga. Akibatnya orang yang benar-benar membutuhkan tidak mendapatkan," pungkas Nadia.


#GresikBaik
#infogresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar