Jatim klaim punya potensi jadi pusat industri halal


Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mengklaim, wilayahnya memiliki potensi sebagai pusat industri halal terintegrasi berbasis produk/jasa unggulan. Dalihnya, 40% usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah mengantongi sertifikat halal, yang mayoritas sektor makanan dan minuman (mamin).



Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Drajat Irawan, menerangkan, instansinya sudah memberikan fasilitasi halal kepad 385 industri kecil dan menengah (IKM) rentang 2017-2019. Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menerbitkan 2.039 sertifikat halal dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) 184 sertifikat.



"BPJPH telah menerbitkan sertifikat halal sejak 17 Oktober 2019 sejumlah 184 sertifikat untuk Jawa Timur. Tahun ini, kita mendapatkan kuota fasilitasi untuk UMKM sebanyak 428 unit usaha," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/10).



Menurutnya, potensi Jatim sebagai kawasan industri halal (KIH) juga ditopang keberadaan Kawasan Industri Safe n Lock di Kabupaten Sidoarjo. Pangkalnya, telah mengantongi Surat Keterangan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Nomor 373/KPAII/X/2020 tanggal 22 Oktober 2020 sebagai KIH pertama di Jatim.



Kawasan Industri Safe n Lock, yang dikelola PT Berkah Makmur Amanda Tbk dan fokus pada pengembangan consumer good , mamin, dan kosmetik, mencapai 262 hektare (ha). Seluas 148 ha di antaranya sebagai sentral KIH.



Sementara itu, Direktur Utama PT Makmur Berkah Amanda Tbk, Adi Saputra Tedja Surya, menyatakan, populasi muslim di dunia mencapai 24% dan kontribusinya US$2,2 triliun per tahun. Diprediksi naik 5,2% per tahun dan mencapai US$3,2 triliun pada 2024.



Sayangnya, Indonesia justru menjadi importir produk halal terbesar global dengan nilai US$167,9 miliar. Padahal, jumlah penduduk muslimnya mencapai 299 juta jiwa, terbanyak di dunia.



"Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi penduduk muslim terbesar di dunia. Tingkat konsumsi produk-produk halal di Indonesia setiap tahunnya meningkat, terlebih banyak UMKM yang potensial menghasilkan produk-produk halal di Indonesia belum terkelola dengan baik," tuturnya.



Karenanya, dia pun sesumbar, Indonesia berpeluang menjadi pusat produk halal dengan mengembangkan industri 4.0 sebagai sentra logistik, eksportir, dan keuangan syariah untuk 57 negara Organisasi Kerjasama Islam (OIC).



Adi melanjutkan, pihaknya menciptakan halal ecosystem bagi industri halal di Kawasan Industri Safe n Lock, terutama kepada IKM bidang mamin, kosmetik, dan kesehatan, untuk mengembangkan KIH. Juga menyediakan bahan baku halal keperluan industri.



"Selain itu, kami memberikan pelatihan kepada IKM dalam memproduksi produk halal dan pemasaran, khususnya untuk pasar luar negeri. Kami juga membangun halal supply chain untuk kebutuhan para IKM, baik produk kering maupun produk yang memerlukan penyimpanan dingin untuk pasar dalam dan luar negeri," tandasnya.


Alinea

#GresikBaik
#infogresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar