Dahsyat Nih! RI Bisa Jadi Raja Baterai Mobil Listrik Dunia


Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni MIND ID (dulu Inalum), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero) bakal patungan membuat Indonesia Battery Holding (IBH) untuk pengelolaan industri baterai kendaraan listrik. Tak butuh waktu lama, IBH ini bakal terbentuk dalam satu sampai dua bulan ke depan.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama MIND ID, Orias Petrus Moedak, kepada wartawan secara virtual pada Kamis (15/10/2020). Orias mengatakan, pihaknya saat ini tengah memproses urusan legal dari pembentukan holding ini.

"Rencananya dalam 1-2 bulan sudah jadi itu PT (Indonesia Battery). Sedang dikerjakan dari bagian legal kami," ungkapnya kepada wartawan pada Kamis (15/10/2020).

Komisaris Utama MIND ID, Agus Tjahjana Wirakusuma, ditunjuk sebagai ketua pembentukan holding ini. Holding ini nantinya akan mengurusi rantai pasokan baterai dari hulu hingga ke hilir. Di bagian hulu atau pertambangan nikel guna memasok bahan baku akan dikerjakan oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sementara di sisi hilir akan dijalankan Pertamina dan PLN.

"Rantai industri baterai ini ada untuk energi storage system sampai ke recycling (daur ulang) untuk memanfaatkan energi baterai yang sudah terpakai bisa dipakai ulang lagi," tuturnya. Indonesia memang memiliki kekayaan nikel yang cukup untuk menjadikannya sebagai produsen baterai mobil listrik besar dunia.

Seperti diketahui, Kementerian BUMN menyebut ada dua perusahaan kakap dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan, berminat masuk dalam proyek bernilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 296 triliun (asumsi kurs Rp 14.800 per US$) di Indonesia. Keduanya merupakan produsen baterai EV untuk kendaraan listrik terbesar dunia.
Tidak berhenti hanya dengan China dan Korea, MIND ID juga tengah melakukan pembicaraan dengan calon investor asal Jepang untuk ikut berpartisipasi dalam proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Orias mengatakan, pihaknya masih terbuka bagi calon investor lain untuk turut berinvestasi di proyek baterai ini. Menurutnya, pembicaraan dengan Jepang sudah berlangsung, namun memang belum sejauh dengan China dan Korea.

"Kita ada pembicaraan dengan Jepang, tapi dua ini (CATL dan LG Chem) lebih maju. Kita lihat potensi dengan Jepang, tapi untuk sementara masih Korea dan China," ungkapnya.

#GresikBaik
#InfoGresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar